TUGAS 3
TEORI TENTANG PERBEDAAN KARANGAN
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan penyampaiannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Terdapat lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Jenis Karangan yang Umum
1. Narasi
Narasi dikenal sebagai cerita, merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
- Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
- Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
- Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menerka sendiri.
Dalam susunannya cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi ‘ADIK SIMBA’.
(What) Apa yang akan diceritakan,
(Where) Di mana setting/lokasi ceritanya,
(When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
(Who) Siapa pelaku ceritanya
(Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
(How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
Ciri-Ciri Karangan Narasi
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konflik. Selain alur cerita, konflik dan susunan kronologis. Ciri-ciri karangan narasi menurut Atar Semi (2003:31) adalah sebagai berikut:
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis
- Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
- Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif. Contoh narasi ekspositorik adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
- Narasi objektif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.
- Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Menurut A. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komperasi dan kontras.
Menurut Aceng Hasani (2005: 30) dalam buku "Ikhwal Menulis" juga mendefinisikan bahwa eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Langkah menyusun eksposisi:
*
Menentukan topik/tema,
*
Menetapkan tujuan,
*
Mengumpulkan data dari berbagai sumber,
*
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.
Jenis Karangan Eksposisi
Berdasarkan cara atau metode uraiannya, karangan eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
- Eksposisi Definisi,
- Eksposisi Proses,
- Eksposisi Klasifikasi,
- Eksposisi Ilustrasi (contoh),
- Eksposisi Perbandingan dan Pertentangan,
- Eksposisi Laporan.
Topik yang diangkat berdasarkan data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya dengan kata lain, penafsiran objektif suatu topik di dukung oleh seperangkat fakta. Menurut Aceng Hasani (2005:31), ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
- Penjelasannya bersifat informatif.
- Pembahasan masalahnya bersifat objektif.
- Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada).
- Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran.
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Semi, 2003:41).
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. (Widyamartaya, 1992:9-10).
Ciri-Ciri Karangan Deskripsi
Menurut Semi (2003:41), deskripsi merupakan eksposisi juga, sehingga ciri umum yang dimiliki oleh eksposisi pada dasarnya dimiliki pula oleh deskripsi. Lebih lanjut, Semi (2003:41) mengatakan bahwa ciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai pembeda dengan eksposisi adalah sebagai berikut:
- Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
- Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.
- Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah; sedangkan eksposisi gayanya lebih lugas.
- Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan sehingga objek pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.
- Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial order)
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi, yaitu:
- Deskripsi Ekspositoris, merupakan karangan yang sangat logis. Biasanya merupakan daftar rincian atau hal yang penting-penting saja yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati.
- Deskripsi Impresionatis, merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionatis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi tersebut.
4. Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi, pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Ciri-Ciri Karangan Argumentasi
Ciri-ciri karangan argumentasi merupakan tipe karangan yang mengutarakan inspirasi, inspirasi, atau pendapat penulis dengan diikuti bukti serta fakta (serius berjalan). Tujuannya agar pembaca meyakini bahwa inspirasi atau pendapat tersebut benar serta dapat dibuktikan. Paragraf argumentasi memiliki dua pola pengembangan, yakni sebagaimana berikut :
- Sebab ke akibat, yakni tipe pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari moment yang dikira sebagai pemicu, selanjutnya menuju pada ikhtisar yang berbentuk dampak atau akibat yang disebabkan dari suatu kejadian.
- Akibat ke sebab, yakni paragraf ini di mulai dari menjelaskan satu persoalan yang dikira sebagai akibat selanjutnya bergerak menuju perihal yang dikira sebagai pemicu persoalan.
5. Persuasi
Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan adanya sikap motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangan.
Karangan Ilmiah, Non Ilmiah, dan Semi Ilmiah (Populer)
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Akan dibahas tentang tiga jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.
1. Karangan Ilmiah
Menurut
Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya
ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang santun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan
Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat
berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Karangan Ilmiah yakni laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Tujuan
karya ilmiah, antara lain:
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologi.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
- Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
- Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangga.
- Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
- Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
- Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
- Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri – Ciri Karya Ilmiah:
Dalam
karya ilmiah ada empat aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur Sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
sub-topik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen dan Substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah
yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap Penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Selain
ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
- Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
- Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
- Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
- Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
- Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kekhilafan betapa pun kecilnya.
- Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
- Ketuntasan. Artinya segi masalah di kupas secara mendalam dan selengkapnya.
Macam Karangan ilmiah
Ada
berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :
- Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang diberi dana oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dan sebagainya.
- Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (S1).
- Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
- Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
- Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
- Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
2. Karangan Semi Ilmiah (Populer)
Karya
tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis
dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis
ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu
tulisan dan penulisannya tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti
metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam karya tulis
ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng,
hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau
ilmiah popular
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subjektif,
- Gaya bahasa formal dan popular,
- Mementingkan diri penulis,
- Melebih-lebihkan sesuatu,
- Usulan-usulan bersifat argumentasi dan bersifat persuasi.
3. Karangan Non Ilmiah
Karya
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subjektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
- Fakta yang disimpulkan subjektif.
- Gaya bahasa konotasi dan populer.
- Tidak memuat hipotesis.
- Penyajian dibarengi dengan sejarah.
- Bersifat imajinatif.
- Situasi didramatisir.
- Bersifat persuasif.
- Tanpa dukungan bukti.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan
Non-ilmiah
- Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiris.
- Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
- Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Karya
non-ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subjektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
non-formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya
non-ilmiah bersifat:
- Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
- Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informatif,
- Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif,
- Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi-ilmiah
Selain
karya ilmiah dan non-ilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa
membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah
dan non-ilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang
membedakan antara karangan ilmiah, semi-ilmiah dan non-ilmiah adalah pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan.
Jika
dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak
selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
“Kecermatan
dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus
dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan
atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat
diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa
dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam
resmi yaitu menerapkan:
- Kesantunan Ejaan (Ejaan Yang Disempurnakan);
- Kesantunan Diksi;
- Kesantunan Kalimat;
- Kesantunan Paragraf;
- Penggunaan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita;
- Pemakaian kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular;
- Penggunaan makna denotasi, bukan konotasi;
- Menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan;
- Konvensi penulisan karangan ilmiah.
Perbedaan Karya Ilmiah, Semi-ilmiah
dan Non-Ilmiah
Berbeda
dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semi-ilmiah/ilmiah popular dan
non-ilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna
konotasi dan figurative. Menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular
yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif
seperti pada karya sastra.
Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan non-ilmiah yang telah disebutkan
di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi,
tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,
feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan non-ilmiah adalah
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah
drama.
Daftar
Pustaka:
Wikipedia. 2014. “Karangan”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
Rizaldy, Muhamad Rizky.
2013. “Jenis – Jenis Karangan”. Dalam
http://nulisonline.wordpress.com/2013/04/05/jenis-jenis-karangan/
Mane3x. 2013. “Macam – Macam Karangan: Ilmiah, Semi Ilmiah,
dan Non-Ilmiah”. Dalam http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
Kurniawan, Gatot. Tanpa
Tahun. “Karangan Ilmiah, Non Ilmiah, dan
Semi Ilmiah (Populer)”. Dalam http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html
Komentar
Posting Komentar