CONTOH MAKALAH METODE RISET

PENULIS:
3EA17
DEWI KURNIAWATI
ELIZABETH TIA A.
KATRIN ANASTASIA L. TOBING
NETTI NATARIDA MARPAUNG
NUR KHASANAH
RIZKI EKA PUSPITA
WANTO
YUNITA ZAKIAH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan konsumen untuk mengetahui, memahami, dan mempunyai berbagai macam alternatif pilihan. Perusahaan dituntut dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih baik dari pesaingnya. Perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor dan menganalisis kebutuhan konsumen secara tepat. Pola konsumsi masyarakat kini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan yang cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusinasi. Salah satu dari makanan cepat saji itu adalah mie instan. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai pengganti bahan makanan pokok. Pertimbangannya adalah kepraktisan, harga yang terjangkau, dan cukup mengenyangkan.

Meningkatnya permintaan ini juga menimbulkan meningkatnya persaingan dikategori produk mie instan. Produk-produk mie instan yang ada dipasaran antara lain: dari grup Indofood “Indomie” dan dari grup Wings Food “Mie Sedaap”. Indomie sebagai market leader  dikategori produk mie instan, telah memiliki brand equity yang kuat namun mengalami penurunan pangsa pasar semenjak munculnya merek-merek baru yang semakinmenjamur di pasar mie instan, terutama sejak munculnya Mie Sedaap dari Wings Food. Baik Indomie maupun Mie Sedaap sama-sama gencar mengiklankan produknya di televisi. Keduanya tak maukalah dalam perang iklan agar produknya menjadi top of mind di benak konsumen dan menjadi produk yang paling dikenal dipasar mie instan. Indomie dan Mie Sedaap selalu menjaga tingkat kertersediaan produk ini, sehingga konsumen bisa dengan mudah mendapatkan produk ini ditingkat eceran. Bahkan, untuk mie instan Indomie, banyak warung atau gerai-gerai tradisional yang khusus menjual produk ini dalam bentuk sudah matang atau siap makan. Harga kedua merek tersebut relatif sama di pasaran. Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian perbandingan brand Indomie dan Mie Sedaap.

1.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah diatas, maka tujuan penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut:

  • Untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap Indomie dengan Mie Sedaap.
  • Untuk mengetahui pengaruh konsumen terhadap minat beli konsumen.
  • Untuk meningkatkan penjualan melalui kemasan produk.
  • Untuk mengetahui metode apa yang baik untuk meningkatkan minat beli konsumen.
  • Untuk menetapkan apakah strategi kemasan produk yang ditetapkan oleh perusahaan sudah berhasil.

1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan dan penentuan strategi-strategi selanjutnya yang lebih efektif untuk memenangkan persaingan di pasar. Serta memberikan ide-ide atau masukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yang lebih menunjang penjualan produk Indomie dan Mie Sedaap dimasa yang akan datang.

1.4Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dimaksud disini adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999: 32). Dalam penelitian ini yang menjadi variabelnya adalah :
1.4.1     Variabel X1
Dalam penelitian ini variabel X1 adalah merk Indomie. Konsumen yang mendapatkan nilai lebih dari merk Indomie akan menjadi konsumen loyal dan konsumen yang tidak mendapatkan nilai lebih dari merk Indomie akan memilih merek yang lain. Indikatornya :
·   Perceived Quality
·   Perceived Consumen
·   Brand Loyalty
1.4.2     Variabel X2
Dalam penelitian ini variabel X2 adalah merk Mie Sedaap. Konsumen yang mendapatkan nilai lebih dari merk Mie Sedaap akan menjadi konsumen loyal dan konsumen yang tidak mendapatkan nilai lebih dari merk Mie Sedaap akan memilih merek yang lain. Indikatornya :
·   Perceived Quality
·   Perceived Consumen
·   Brand Loyalty

  



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mie Sedaap
Mie Sedaap adalah merek mi instan populer kedua di Indonesia, diproduksi oleh Wings Food. Diluncurkan pada tahun 2003, tiga puluh tiga tahun setelah Indomie. Selain di Indonesia, Mie Sedaap juga dijual di luar negeri, antara lain Malaysia dan Nigeria. Pada tahun 2008 Mie Sedaap meluncurkan kemasan baru dengan formula baru Diperkaya 7 Vitamin. Pada tahun 2009 Mie Sedaap meluncurkan rasa barunya, Rasa Kari Spesial dengan Bumbu Kari Kental dan Rasanya Nendang. Pada tahun 2011 Mie Sedaap meluncurkan rasa barunya, Rasa Ayam Spesial dengan tagline Mantap Kaldunya. Saat ini, Mie Sedaap merupakan saingan dari Indomie.


2.1.1     Sejarah
Mie Sedaap merupakan mie instant yang diproduksi oleh Wings Food sejak 2003. Pada awal diluncurkan, varian rasa Mie Sedaap hanya ada tiga varian, yaitu Mie Goreng dengan "kriuk-kriuk" (bawang gurih renyah), Rasa Soto dengan "koya" (serbuk gurih) dan Rasa Ayam Bawang dengan bawang goreng. Setahun kemudian, pada tahun 2004, Mie Sedaap hadir dengan Rasa Kari Ayam dengan serbuk gurih kari dan santan. Pada akhir tahun 2005, Mie Sedaap Sambal Goreng diluncurkan. Pada tahun 2006, Mie Sedaap hadir dengan Rasa Kaldu Ayam. Pada bulan Februari 2007, Mie Sedaap meraih penghargaan Top Brand Awards 2007. Pada tahun 2007-2008, iklan Mie Sedaap dibintangi oleh grup musik Padi. Pada bulan Februari 2008, Kecap Sedaap diluncurkan sehingga merek Sedaap dari Wings Food ada dua, Mie Sedaap dan Kecap Sedaap. Pada bulan April 2008, Mie Sedaap menambah formula baru "Diperkaya 7 Vitamin" dan meluncurkan kemasan baru dengan formula tersebut. Pada tahun 2009, Mie Sedaap Rasa Kari Spesial diluncurkan dengan bumbu kari kental dan bawang goreng, dengan tagline "nendang karinya". Pada tahun 2011, Mie Sedaap Rasa Ayam Spesial diluncurkan dengan tagline "mantap kaldunya".
·         Mie Sedaap: Mie Goreng (diluncurkan 2003)
·         Mie Sedaap: Mie Sambal Goreng (diluncurkan 2005)
·         Mie Sedaap: Mie Kuah Rasa Soto (diluncurkan 2003)
·         Mie Sedaap: Mie Kuah Rasa Ayam Bawang (diluncurkan 2003)
·         Mie Sedaap: Mie Kuah Rasa Kari Ayam (diluncurkan 2004)
·         Mie Sedaap: Rasa Kari Spesial Bumbu Kari Kental (diluncurkan 2009)
·         Mie Sedaap: Rasa Ayam Spesial (diluncurkan 2011)
·         Mie Sedaap Cup: Semua Rasa (Diluncurkan 2013)

2.2 Mie Indomie
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai diluncurkan sejak tanggal 9 September 1970 dan diperkenalkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh produsennya. Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti energi, protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Meskipun begitu, konsumsi Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie mengandung pewarna tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.
2009

2012


2.2.1     Sejarah
Indomie pertama kali dibuat oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. pada tahun 1972 dengan rasa sari ayam. (sekarang rasa kaldu ayam) dan rasa sari udang (sekarang rasa kaldu udang). Pada tahun 1982 Indomie varian rasa kari ayam dan mi goreng diluncurkan. Pada tahun 1984 perusahaan tersebut dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya, yang memproduksi Sarimi. Pada tahun 1987, Pop Mie, mi instan dalam bentuk cup dari Indomie, diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan rasa baso.
Pada tahun 1990 PT. Panganjaya Intikusuma didirikan, yang kemudian menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. pada tahun 1994, mengambil alih kedua perusahaan tersebut (PT. Sarimi Asli Jaya dan PT. Sanmaru) pada tahun 1998 karena krisis moneter. Pada tahun 2005 saat pergantian kemasan, Indomie berhasil memecahkan rekor Guinness World Records sebagai bungkus mi instan terbesar di dunia. Pada tahun 2006 Indomie Goreng Kriuuk diluncurkan, dengan tiga pilihan kriuuk, yaitu kriuuk ayam, bawang dan pedas. Pada tahun 2009 gambar foto ilustrasi saran penyajian Indomie direvisi di Indomie Goreng Spesial, Rasa Ayam Bawang, Rasa Ayam Spesial, Rasa Kaldu Ayam dan Rasa Soto Mie. Pada tanggal 3 Januari 2010 Indofood CBP memperkenalkan Indomie kemasan baru untuk semua varian rasa goreng, kuah, Selera Nusantara dan JUMBO dengan tagline seleraku dengan pesona baru. Pada bulan Agustus 2010 Indomie Keriting hadir dengan tiga rasa baru yaitu Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit, Goreng Rasa Kornet dan Rasa Laksa Spesial serta pergantian kemasan untuk varian Goreng Spesial dan Rasa Ayam Panggang. Pada akhir 2011 Indomie Goreng Rendang diluncurkan, dengan daging sapi asli dipadu dengan bumbu rendang asli, dengan tagline ini baru rendang. Pada bulan Agustus 2012 Indomie menyelenggarakan program ulang tahun yang ke-40 tahun, yang perayaannya diselenggarakan di Mal Taman Anggrek, Jakarta. Pada bulan Desember 2012 diluncurkan varian baru Indomie Goreng Cabe Ijo, dengan serpihan cabe hijau asli dan minyak bumbu cabe hijau yang diberi pewarna hijau klorofil agar mi berwarna hijau. Slogan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo yaitu ijo, mantap, hot yang kemudian pada bulan April 2013 dengan slogan "Asli Cabe Ijo".
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Indomie sangat dikenal dengan taglinenya, "Indomie Seleraku". Pada tahun 2008 Indomie melakukan inovasi dalam promosinya dengan mengadakan event Indomie Jingle Dare, sebuah ajang kompetisi bagi pelajar tingkatan SMA untuk membuat jingle bagi iklan Indomie.
Dalam pemasarannya, grup distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau 40 bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada tahun 2012, Indomie dihargai Rp. 1.450,- per bungkusnya atau sekitar 10 sen dolar Amerika. Di Australia, tahun 2009 Indomie dijual dengan harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10 untuk satu kardus berisi 40 bungkus Indomie, sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009, Indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya, dan dapat ditemukan di berbagai supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina Food, atau 99 Ranch Market.

2.2.2     Penghargaan
  • 2010
Top Brand Award 2010 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top Brand: Most Powerful Distribution Performance 2009–Indomie, The Most Powerful Distribution Performance
  • 2009
Top Brand Award 2009 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top Brand: Most Powerful Distribution Performance 2009 – Indomie, The Most Powerful Distribution Performance; The Most Powerful Distribution Performance 2009 - Indomie, The Most Powerful Brand Index; Indonesia Best Brand Award 2009 – Indomie, Platinum Brand Award, Achievement of Indonesian Best Brand Award for 7 Consecutive Years (2003-2009); Indonesian Customer Satisfaction Award 2009 – Indomie, Diamond Award, The Best in Achieving Total Customer Satisfaction for 9 Years (2001-2009); The Most Impactful Brand Activation 2009 – Indomie Jingle Dare, The Most Interactive Road Show Activation; Indonesia Best Packaging Award 2009 – Indomie Rasa Soto Betawi, First Place of The Most Environment-Friendly Packaging, The Most User-Friendly Packaging and The Safest Packaging.
  • 2008
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Superbrands; Top Brand; Indonesia Best Packaging Award (As The Most Safety Indonesia Best Packaging); Indonesia Best Packaging Award (As Best of The Best Indonesia Best Packaging); The Most Powerful Distribution Performance; The Most Effective Ad.
  • 2007
Top Brand; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Anugerah Asli Produk Indonesia (AAPI); The Most Powerful Distribution Performance
  • 2006
Superbrands; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; The Most Powerful Distribution Performance; Anugerah Asli Produk Indonesia (AAPI)
  • 2005
Guinness World of Record – The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold)
  • 2004
Superbrands; The Best Local Brand; Food, Tobacco & Restaurant; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Top Brand for Kids
  • 2003
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA)
  • 2002
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA)
  • 2001
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); The Most Valuable Brands

2.3 Perbandingan Produk
Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan kedua produk maka disini akan dibuat perbandingan dalam beberapa faktor sbb :
  • Faktor Merek
Tidak diragukan lagi PT Indofood Indonesia sebagai produsen yang telah lama menguasai pasar masih unggul dalam hal Merek. Customer Mie Instan cukup Loyal dalam memilih produk indomie karena factor tersebut.  Sedang PT Wings Food yang menyelip masuk ke dalam pasar dengan produk mie sedap-nya masih tidak bisa menandingi. Salah satu contoh saja terdapat dalam situs kaskus yang mem-voting kedua produk tersebut,dimana produk indomie menang voting dengan jumlah persentase 83% sedang 13% nya ditujukan untuk produk mie sedap.
  • Faktor Porsi
Mungkin dalam hal ini,masyarakat bisa memberi sedikit nilai plus bagi lawan produk yang satu ini. Produk mie sedap dari PT Wings Food ini ternyata menyajikan porsi yang lebih besar dari produk indomie. Masyarakat yang ingin menyantap mie instan yang hanya dengan membeli satu bungkus namun mengenyangkan perut mie ini dapat menjadi pilihan pertama-nya. 
  • Faktor Pilihan rasa
Lagi-lagi PT Indofood tidak mau kalah dan tidak bisa kalah jika menyangkut hal yang satu ini. Bagaimana tidak,indomie memiliki lebih dari 6 jenis pilihan rasa untuk mie goreng dan 10 jenis untuk pilihan rasa kuah,dan masih banyak lagi.  Sedang untuk produk mie sedap,mereka masih menyediakan pilihan rasa yang kurang memanjakan lidah masyarakat,dengan 2 pilihan rasa untuk mie goreng,dan 6 pilihan rasa untuk kuah. Sudah tidak bisa diragukan kan siapa pemenangnya?
  • Faktor Harga
Dalam hal mengkonsumsi makanan instan,masyarakat Indonesia selalu menganut motto khas mereka: ‘murah meriah’. Walau perbandingan ketiga faktor diatas terhadap dua produk ini mudah dibandingkan. Namun,untuk ukuran harga mereka masih bersaing. Dari segi harga,harga indomie beda tipis dengan harga mie sedap,dimana harga mie sedap 1 kardusnya Rp.52.000 sedang yang indomie dijual Rp.53.000. Dapat kita lihat bahwa mie sedap dapat menguasai pasar dengan harganya itu. Tapi,bagaimana pikiran masyarakat yang menganut ‘jika dengan menambahkan sedikit uang lagi untuk membeli yang terbaik,kenapa tidak?’ Tidak jarang konsumen yang seperti ini ada dalam pasar. Jadi,dapat disimpulkan indomie masih tidak kalah banding dengan mie sedap.
  • Faktor Popularitas


PT Indofood adalah produsen ter’tua’ yang mengeluarkan produk indomie-nya yang penuh dengan citarasa. Produk satu ini juga,tidak hanya berhasil membawa namanya dikenal diseluruh nusantara,tetapi juga berhasil mempopularitaskan namanya kemancanegara cukup luas seperti: AS,Australia,berbagai negara Asia,Afrika dan juga Eropa. Sungguh tidak bisa disaingi oleh mie sedap buatan PT Wings Food yang menyebar di hanya beberapa bagian Asia seperti Malaysia, Cina, dsb. Mie sedap masih belum bisa mengaharumkan nama produsennya ke mancanegara lainnya.

Dalam kasus ini perbandingan yang di pada prodok indomie dan mie sedaap pada jenis rasa soto, dimana perbandingan nya terlihat dari bumbu yang digunakan kedua produk tersebut. Bumbu Indomie didesain secara pas untuk takaran satu sajian mie instan dan terasa sekali bahwa ini benar-benar mie instan rasa soto. Sedangkan bumbu Soto mie Sedaap, berbeda karena bumbunya lebih terasa agak keras bagi beberapa orang, aroma jeruknya sangat kuat, dan para pecinta mie instan pasti mampu membedakan mie tersebut adalah mie sedaaap.
Dilihat dari keseluruhan kasus indomie dengan mie sedaap tersebut keduanya dapat disimpulkan bahwa market leader bisa dikalahkan jika tidak adanya inovasi, konsep, dan strategi baru yang lebih menarik. Dan yang perlu di perhatikan di dalam persaingan yaitu harus menciptakan kreasi-kreasi baru agar bisa bertahan di dalam persaingan produk.

2.4 Hipotesis
Sekarang ini produk mie instan sudah sangat membudaya dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia, dikarenanakan gaya hidup  yang serba sibuk dan kebutuhan akan penyajian makanan yang serba express. Sebagai timbal balik dari persoalan ini produk mie instan juga sudah sangat menjamur, bukan hanya indomie yang dikeluarkan oleh produsen ter-‘tua’ di Indonesia PT Indofood Indonesia tapi juga ada produsen – produsen baru yang ikut menguasai pasar.

Persaingan produk-produk di Indonesia semakin ketat yang salah satunya ditunjukkan oleh produk Indofood dengan produk Wingfood terutama dibidang mie instan dengan memanfaatkan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap makanan cepat saji. Tidak heran jika perusahaan-perusahaan baru melirik pasar dibidang ini. Munculnya pendatang baru produsen mie instan PT Sayap Mas Utama dengan produknya Mi Sedap cukup mengejutkan. Beberapa pakar pemasaran mengingatkan agar PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang selama ini menjadi pemimpin pasar mie instan lebih waspada.
Munculnya mie sedaap sebagai pendatang baru produsen mie instan PT Sayap Mas Utama cukup mengejutkan. Sebagai pendatang baru Mi Sedap hadir dalam promosi agresif. Produk yang masuk kelompok Wings ini langsung menggebrak pasar melalui promosi yang luar biasa. Harga produknya pun di bawah harga produk Indofood dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya.

Hanya dalam tempo dua tahun produk yang relatif baru itu diperkirakan sudah menggaet pangsa pasar mi instan sebesar 15%-20%. Padahal, Indofood sang pemimpin pasar adalah penguasa yang amat dominan dan bertahan selama puluhan tahun di posisi ini. Bahkan, pada 2002 pangsa pasar perusahaan Indofood berupa mie instan mencapai 90%.

Strategi awal Mie Sedap antara lain bermain di harga pasaran yang sangat ekonomis namun bumbu mie yang diberikan kelas premium. Diberlakukan pula strategi klasik dengan memberi hadiah berupa piring dan gelas. Hal utama lain yang tidak boleh diabaikan adalah distribusi. Meski masih berkutat di Jawa dan Bali, namun pendistribusian produk diusahakan merata dari tingkat grosir sampai tim motor yang menjelajahi warung-warung kecil.
Strategi itu didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk, maupun versi testimoni. Ada  satu hal yang belum pernah dilakukan oleh kompetitor. Misalnya, menyuruh orang sebanyak-banyaknya mencoba Mie Sedap yang dilakukan di mal, tempat wisata, kampus secara gratis. ‘’Dengan cara itu, kami bisa memperoleh umpan balik langsung berupa kritik, saran, dan pujian,'’ paparnya.

Strategi marketing Indofood untuk membangun kembali loyalitas konsumennya Sampai sekitar tahun 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%. Akantetapi, semenjak Mie Sedap masuk pada Mei 2003 dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%--25%. Kini pangsa pasar Indofood tinggal 70%.

Melihat hal itu, tahun 2008 Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif. Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan dengan kampanye baru dan peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera Nusantara” yang lebih modern.

Selain itu, ada juga warung Indomie yang menjadi salah satu channel Indofood yang dibangun dan dikembangkan sekian lama. Indofood mengajarkan para pengelola warung membuat Indomie, men-support warung-warung mereka dengan spanduk, sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie di sana.

Langkah Indofood tersebut merupakan bagian dari strateginya untuk menjaga loyalitas konsumennya sehingga dapat mencegah Mie Sedaap menguasai share-nya lebih besar lagi. Kalau perlu, dengan langkah tersebut, Indofood bisa mengakusisi kembali market share yang sudah direbut Mie Sedaap.

Aktivitas yang dilakukan oleh Indofood mulai bergeser dari sales promo ke pembangunan brand. Dan yang menarik mereka mulai menggarap serius segmen remaja. Sebagai contoh mereka menggelar “Indomie Jingle Dare,” mensponsori acara Indonesian Idol, dan menggunakan Gita Gutawa sebagai salah satu endorser Indomie.





  
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ilmiah ini penulis memilih objek penelitian adalah para konsumen mie instan merrek Indomie dan Sedaap yang ada disekitar masyarakat sekitar Jakarta dan dengan permasalahan yang dihadapi.

3.2 Data yang digunakan
Data yang digunakan oleh penulis adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada konsumen mie instan merek Indomie dan Sedaap, dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang meliputi variabel-variabel sikap terhadap daya tarik visual, sikap terhadap daya tarik fungsional, dan minat beli.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penulisan ini teknik sampel yang digunakan adalah penarikan sampel secara sederhana (Simpel Random Sampling)  bahwa setiap populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai anggota sampel. Anggota sampel adalah n dan anggota dalam populasi adalah N.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas secara ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi pada penelitian ini adalah para konsumen mie instan merek Indomie dan sedap di wilayah Jakarta hingga Karawang.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi.  Jumlah sampel yang diambil sebanyak 15 konsumen dari mie instan merek Indomie dan sedap wilayah Jakarta hingga Karawang.

3.4 Metode Pengumpulan Data
Cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer yaitu dengan  kuesioner. Kuesioner adalah  daftar pertanyaan yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diberikan kepada responden untuk diisi , yang bertujuan untuk  memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.

3.5 Metode Analisis
Metode pengumpulan data dengan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimana 15 orang respoden mengambil jawaban paling sesuai untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner yang dibuat  dalam penelitian ini terdiri dari 13 pertanyaan. Daftar penyataan yang berkaitan dengan kemasan yang mempengaruhi minat beli  mengandung 3 variabel, diantaranya adalah :
1.      Daya tarik visual
Konsumen akan merasa tertarik  apabila produk mie instan tersebut mulai dari warna,bentuk,merek dan ilustrasi pada kemasan dinilai baik dan menarik perhatian konsumen.
2.      Daya tarik fungsional
Dari segi fungsional konsumen akan merasa tertarik apabila produk tersebut mudah didapat, berkualitas, bentuknya dapat diingat,dikenali dan dapat diberdakan dengan produk lain dan juga  dari segi promosinya yang menarik.
3.      Minat beli
Minat beli sangat bergantung kepada tingkat kepuasan konsumen terhadap produk tersebut, baik dari segi kualitas, rasa, maupun mereknya.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1     Variabel 1 : Mie Sedaap
Tabel X1

SS
S
KS
TS
STS
A
9
52
26
4
0
B
14
56
15
4
1
C
7
49
18
12
4

Keterangan :
A : Daya Tarik Visual
B : Daya Tarik Fungsional
C : Minat Beli
Grafik




4.1.2     Variabel 2 : Mie Indomie
Tabel X2

SS
S
KS
TS
STS
A
17
55
18
0
0
B
29
44
11
5
1
C
21
52
14
3
0

Keterangan :
A : Daya Tarik Visual
B : Daya Tarik Fungsional
C : Minat Beli
Grafik




4.2 Pembahasan
Data ini didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan, ditemukan sebanyak 90 total suara per variabel terikat yang diteliti. Variabel terikat A, B, dan C yang masing-masing merupakan Daya Tarik Visual Produk, Daya Tarik Fungsional, dan Minat Beli, dengan total suara sebanyak 280 dari 15 responden. Dari hasil penelitian diatas, pada Variabel 1 (Mie Sedaap) dapat diketahui bahwa :

  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 9 suara yang sangat setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 14 suara yang sangat setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 7 suara yang sangat setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 52 suara yang setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 56 suara yang setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 49 suara yang setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 26 kurang suara yang setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 15 suara yang kurang setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 18 suara yang kurang setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 4 suara yang tidak setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 4 suara yang tidak setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 12 suara yang tidak setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 0 suara yang sangat tidak setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 1 suara yang sangat tidak setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 4 suara yang sangat tidak setuju.


Dari hasil penelitian diatas, pada Variabel 2 (Mie Indomie) dapat diketahui bahwa :

  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 17 suara yang sangat setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 29 suara yang sangat setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 21 suara yang sangat setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 55 suara yang setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 44 suara yang setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 52 suara yang setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 18 kurang suara yang setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 11 suara yang kurang setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 14 suara yang kurang setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 0 suara yang tidak setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 5 suara yang tidak setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 3 suara yang tidak setuju.
  • Berdasarkan Daya Tarik Visual Produk sebanyak 0 suara yang sangat tidak setuju, Daya Tarik Fungsional sebanyak 1 suara yang sangat tidak setuju, sedangkan Minat Beli sebanyak 0 suara yang sangat tidak setuju.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Konsumen lebih berminat terhadap Variabel 2 : Mie Indomie berdasarkan Daya Tarik Visual, Fungsional, dan Minat Beli.






 BAB V
SIMPULAN

Hasil riset diatas menunjukkan  bahwa terdapat perbedaan yang cukup mengejutkan antara produk mie instan merek Indomie dengan Sedaaap.  Riset pertama dilihat dari segi Daya Tarik Visual produk Indomie mengungguli produk pesaingnya yaitu Sedaap dengan mendapatkan hasil sebanyak 55 suara yang menyetujui akan daya tarik visual yang dimiliki oleh merek Indomie.

Faktor penentu yang kedua dilihat dari segi Daya Tarik Fungsional.  Dilihatdari segi ini produk dengan merek Sedaaap lah yang memimpin dengan mendapatkan hasil sebanyak 56 suara yang menyetujui akan hal ini.

Faktor penentu yang terakhir adalah dilihat dari segi Minat Beli Konsumen.  Dari segi ini produk dengan merek Indomie lah yang mengungguli dari pesaingnya.  Indomie memperoleh hasil sebanyak 52 suara yang menyetujui akan pembelian produk ini.  Hal ini membuktikan akan keberadaan produk Indomie dipasar.

Kesimpulannya adalah produk dengan merek Indomie sangat melekat dihati para konsumen.  Hal ini dapat dibuktikan dengan unggulnya nilai Indomie di mata para konsumen dengan melihat dari ketiga sisi tersebut.  Dua dari tiga hal yang dibandingkan Indomie memperoleh suara yang cukup tinggi dengan selisih angka yang tidak jauh berbeda dengan produk mie Sedaap.



DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Mie_Sedaap
http://id.wikipedia.org/wiki/Indomie
http://phoengcorner.blogspot.com/2012/11/tugas-manajemen-pemasaran-perbandingan.html
diutami.blogspot.com/2013/11/tugas-2-perbandingan-mie-instan-indomie.html





Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN (REUNI SMA)

CONDITIONAL SENTENCES

Adverbial Clauses