BAB 7 PEMBELAJARAN KONSUMEN
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Jika dalam perilaku konsumen, pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
Teori Pembelajaran
Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses di mana
seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik,
pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial.
Ilustrasi Teori Pembelajaran
1) Ilustrasi dari
classical conditioning(membiasakan)
- Pavlov eksperimen
terhadap anjing
- Membiasakan
sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus
2) Ilustrasi dari
instrumental conditioning(belajar dari kesalahan)
- Jika suatu
stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu
maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang
(belajar dari kesalahan)
3) Ilustrasi dari
cognitive learning
- Konsumen
berprilaku menyelesaikan masalah
- Masalah
tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang di
hadapi.
4) Ilustrasi
pembelajaran pasif
- Penerapannya
pada media sebagai sarana memasang iklan
(produk dengan tingkat keterlibatan rendah.
- Sebaiknya
iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa
symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.
Relevansi Pengaruh
Perilaku dan Cognitive Learning pada Messages
Cognitive learning adalah hasil dari mendengarkan,
menyaksikan, menyentuh atau mengalami; mencoba.
Cognitive learning adalah suatu mekanisme yang kuat yang
menyediakan rata-rata dari pengetahuan. Cognitive learning digambarkan sebagai
pengadaan pengetahuan dan ketrampilan oleh mental atau teori memproses- ;
prosedur yang kita mempunyai untuk memanipulasi informasi dalam otak kita.
Proses kognitif meliputi menciptakan penyajian mental dari phisik object dan
peristiwa, dan bentuk lain dari pengolahan informasi.
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi
yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang
ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan
pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang
tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa
membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian
pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain. Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang
penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.
Pemasaran
Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah proses
penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang
kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
Loyalitas Konsumen/Kesetiaan
Pelanggan
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat
diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan,
tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk
menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen.
Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku
pembeliannya.
Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar
pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah
dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika
dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan
loyalitas sebagai berikut:
Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan
kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat
konsistensi yang tinggi.
Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali
dihubungkan denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas
merek mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku
pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.
Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil
membuat produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang
terus – menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli
kembali merek yang sama.
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang
diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas
diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan
mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.
Menurut Tjiptono (2000 : 110) loyalitas konsumen adalah
komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat
yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat
diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari
kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa
besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasan tersebut dengan
meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan
oleh konsumen.
Jenis Utama
Pembelajaran
a. Pembelajaran Kognitif
Pembelajaran Kognitif berkenaan dengan proses mental yang
menentukan retensi informasi. Proses mental ini mencakup bermacam aktivitas
yang berkisar dari pembelajaran informasi hingga pemecahan masalah.
b. Pengkondisian Klasik
Pengkondisian Klasik berfokus pada pembelajaran melalui
asosiasi Pemasar sering mengandalkan pengkondisian klasik, khususnya dalam
iklan untuk mempengaruhi preferensi konsumen.
c. Pengkondisian Operant
Pengkondisian Operant mempertimbangkan bagaimana perilaku
dimodifikasi oleh pengukuh dan penghukum. operant Pengkondisian menekankan
pentingnya pengukuhan sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Tingkat pengukuhan yang dirasakan konsumen selama konsumsi sangat menentukan
perilaku pembelian yang mendatang.
d. Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut pembelajaran
melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori pembelajaran
kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang
berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang
lain.
Sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Teori_pembelajaran
- http://sapelele.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-konsumen.html
- http://ergonomikognitif.blogspot.com/2011/12/proses-kognitif-learning.html
- http://violarif.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-konsumen.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran
- http://fauzijonhar4.blogspot.com/2012/12/pengertian-pemasaran.html
- http://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/11/10/definisi-loyalitas-pelanggan/
- http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/03/pengertian-loyalitas-konsumen.html
- http://indahjauhari.blogspot.com/2011/01/proses-psikologis.html
Komentar
Posting Komentar