BAB 13: PENYEBARAN INOVASI
BAB 13:
PENYEBARAN INOVASI
Elemen
Dasar dalam Proses Penyebaran
Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi
tentang suatu bentuk inovasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima
inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula.
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau
unit adopsi lainnya. Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide
dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan.
Pengertian inovasi menurut Everett M. Rogers pada tahun 1964
melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan
difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai
saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Secara umum, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan
dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di
antara anggota sistem sosial dalam masyarakat.
Elemen dalam teori difusi inovasi ini terdiri dari: inovasi,
tipe saluran komunikasi, tingkat adopsi, dan sistem sosial.
Pengaplikasian
Definisi dari Inovasi
Reka baru (bahasa Inggris: innovation) dapat diartikan
sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan,
keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk
menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau
sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan
(terutama ekonomi dan sosial).
Reka baru sebagai suatu “objek” juga memiliki arti sebagai
suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu
konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan,
bergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat bersifat baru bagi suatu
perusahaan (atau agen/aktor), baru bagi pasar, atau negara atau daerah, atau
baru secara sejagat. Sementara itu, reka baru sebagai suatu “kegiatan”
merupakan proses penciptaan reka baru, seringkali diidentifikasi dengan
komersialisasi suatu reka cipta.
Terdapat empat factor yang mendasarinya, yaitu :
1. Orientasi Produk
Konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas dan
performance terbaik serta inovatif.
2. Orientasi Pasar
Kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penetuan
kebutuhan dan keinginan dari target market serta memberikan kepuasan secara
lebih baik dibandingkan pesaing.
3. Orientasi
perusahaan
Adalah menentukan keinginan dan kebutuhan dari target market
dan memberikan kepuasan secara lebih baik dibandingkan para pesaing melalui
suatu cara yang dapat meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan masyarakat.
4. Orientasi
Konsumen
Pada perinsipnya dalam penyebaran produk baru, konsumen
menginginkan produk yang ada tersedia dibanyak tempat dengan kualitas tinggi,
baik akan tetapi dengan harga yang rendah sehingga konsumen lebih banyak
mengkonsumsi barang dan bahkan sampai pembelian yang berulang-ulang.
Lima
Karakteristik yang Dihubungkan dengan Produk Baru
- Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak , maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat
- Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
- Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan dalam pengadopsian.
- Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut.
- Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.
Pentingnya
Arti Sebuah Proses Penyebaran
Sebelum terjadinya proses difusi, terdapat tahap-tahap
peristiwa yang mendasari terciptanya suatu proses difusi inovasi. Tahap-tahap
tersebut diantaranya :
1. Mempelajari
Inovasi: Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa.
2. Pengadopsian:
Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.
Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh
beberapa faktor.
3. Pengembangan
Jaringan Sosial: Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan
menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga
sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat.
Adopsi dan
Saluran Komunikasi dalam Proses Difusi
Adopsi
dalam Proses Difusi
Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin
membaca koran dan menonton televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi
baru yang ada. Jika sebuah inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit
diaplikasikan, maka hal itu tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain
halnya jika yang dianggapnya baru merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih
cepat mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan
melalui komunikasi interpersonal dan kedekatan secara fisik.
Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang
didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi
inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang. Sebelum
seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya bertanya
pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya. Jika seseorang
merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mangadopsi inovasi
tersebut. Selain itu, dorongan status juga menjadi faktor motivasional yang
kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin selalu menjadi pusat perhatian
dalam mengadopsi inovasi baru untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan
orang lain. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu
tersebut serta persepsi dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang
atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya.
Semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi,
semakin kecil tingkat adopsinya.
Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses penyampaian
dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki.
Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu sama lain
mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses adopsi inovasi, komunikasi
melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat mengenai
penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal mempengaruhi manusia untuk mengadopsi inovasi yang sebelumnya
telah diperkenalkan oleh media massa.
Rogers dan
sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5 kategori pengguna
inovasi :
- Inovator: Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.
- Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.
- Mayoritas awal: Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
- Mayoritas akhir: Kelompok zang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.
- Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman.
Saluran
komunikasi dalam Proses Difusi
Rogers (1971) mengemukakan beberapa model penyebaran
informasi (komunikasi) dalam peranannya mempengaruhi masyarakat yaitu:
1. Model
komunikasi satu tahap (One step flow model)
Model ini menyatakan bahwa
informasi mengalir langsung berpengaruh pada audiensnya tanpa membutuhkan
perantara atau media massa langsung pada audiens.
2. Model
Komunikasi dua tahap (Two step flow model)
Dalam model ini, informasi pada
mulanya tersebar melalui media massa yang kemudian diterima oleh pemuka pendapat,
informasi tersebut kemudian disebarkan kepada masyarakat.
3. Model
komunikasi banyak tahap (Multi step flow model)
Model ini menunjukkan adanya
banyak variasi dalam penyebaran informasi dari sumber kepada khalayak. Sebagai
khalayak memperoleh informasi langsung dari media massa sebagai sumber, mungkin
juga sebagai khalayak (penerima) mendapat informasi melalui berbagai tahap yang
harus dilalui setelah disebarkan oleh sumber informasi. Dalam proses difusi
inovasi, pada awalnya inovasi diadopsi, beberapa waktu kemudian inovasi tidak
lagi diterima keberadaannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pengguna tidak
puas terhadap hasil yang diperoleh setelah mengadopsi inovasi, atau telah
muncul suatu inovasi lain yang dinilai lebih baik untuk dilaksanakan.
Membangun
Profil Konsumen yang Menyukai Produk Baru
Pemaham terhadap kepribadian sangatlah penting tidak hanya
untuk kepentingan penyusunan pemasaran
tetapi juga penting ketika perusahaan memiliki sebuah kepribadian.
Kepribadian sering diartikan sebagai karakteristik individual
yang merupakan perpaduan dari sifat, temperamental, kemampuan umum dan bakat
yang dalam perkembangannnya dipengaruhi oleh interaksi individu dengan
lingkungannya. Kepribadian juga diartikan sebagai karakteristik yang ada dalam
diri individu yang melibatkan berbagai proses psikologis yang akan menentukan
kecenderungan dan respon terhadap lingkungan. Jadi kepribadian seorang konsumen
itu sifatnya unik karena setiap konsumen memiliki kepribdaian yang tidak sama
persis.
Teori Sifat
Salah satu teori kepribadian menjelaskan mengenai
karakteristik konsumen, teori sifat memfokuskan pengukuran kepribadian ke dalam
kareteristik khusus. Orientasi ini bersifat kuantatif dan empiris. Sifat adalah
sesuatu yang membedakan antara individu satu dengan indivudu yang lain.
Beberapa sifat khusus dari kepribadian yang perlu dipahami oleh pemasar adalah
sebagai berikut :
- Keinovasian
konsumen
Seberapa jauh individu menyukai sesuatu yang baru
mencerminkan keinovasiannya. Konsumen yang memiliki tingkat keinovasian tinggi
umumnya menyukai produk baru, layanan baru, dan hal-hal yang ditawarkan oleh
pemasar.
- Dogmatisme
Dogmatis merupakan karakteristik kepribadian yang menunjukan
tingkat kekakuan individu dalam menerima sesuatu yang asing atau informasi yang
bertentangan dengan kepercayannya. Konsumen yang memiliki karakteristik ini
pada derajat yang tinggi akan cenderung sulit diyakinikan ketika pemasar
menawarkan sesuatu yang baru atau sesuatu yang berbeda dengan keyakinannya
mengenai hal tersebut. Dalam menghadapi konsumen dengan tipe ini memerlukan
startego tertentu. Pada umumnya konsumen yang memiliki derajat dogmastis yang
tinggi akan dapat dipengaruhi jika informasi yang disampaikan benar-benar
meyakinkan, disertai bukti dan bahkan lebih baik lagi apabila yang melakukan
pendekatan adalah orang yang memiliki otoritas yang terkait dengan produk
tersebut.
Aplikasi
Kepribadain dalam strategi pemasaran
Meskipun disadari bahwa relatif sulit untuk mengukur
kepribadian konsumen, bukan berarti bahwa hal ini menyulitkan pasar dan membuat
pemasar tidak dapat membuat apapun. Pada hakekatnya kepribadian adalah suatu
kondisi kenyataan yang melekat pada konseumen. Misalnya seorang pemasar mobil
mengetahui bahwa dari aspek kepribadaian
ada konsumen yang memiliki kepribadain
cenderung menyukai petualangan namun ada yang menyukai kelembutan, hal
ini dapat dimanfaatkan pemasar untuk mendesign mobilnya sesuai dengan segmen
yang dituju. Seorang pemasar telepon genggam yang menyadari bahwa ada konsumen yang
keinovasiannya tinggi dan tingkat keinovasiannya rendah, pemasar dapat memilih
segmen konsumen yang mana. Pemilihan segmen inilah yang nantinya akan
mempengaruhi strategi bersaing terutama dalam pengembangan produk, design
promosi dan lainnya.
Sistem
sosial
Sistem sosial merupakan salah satu elemen dalam difusi
inovasi. Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen
sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang
dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam
sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi
sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial
tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang
akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.
Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu.
Sistem sosial juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang
membentuk nilai-nilai dan adat-istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup
bersama yang teratur dan berkesinambungan.
Komentar
Posting Komentar