BAB 10: DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN

BAB 10: DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN


KELOMPOK RUJUKAN
Kelompok Referensi (Reference Group) atau Kelompok Rujukan atau Kelompok Acuan merupakan sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap sebagai pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.

Kelompok referensi memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku, dan kelompok ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, salah satunya adalah pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.

Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan:
  1. Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
  2. Bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.


VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.

Pemasar juga perlu menganalisis variabel nonekonomi untuk meramalkan perilaku pembelian. Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti dengan lebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis seperti kohesi, kemampuan beradaptasi (adaptability), dan komunikasi.
  • Kohesi adalah ukuran seberapa dekat yang dirasakan oleh para anggota keluarga terhadap satu sama lain pada tingkat emosi.
  • Kemampuan keluarga dalam beradaptasi adalah kemampuan sistem perkawinan atau keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peranan, dan kaidah hubungan sebagai respon terhadap stress situasional dan perkembangan. Ukuran seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan oleh kebutuhan yang berubah.
  • Keterampilan berkomunikasi yang positif memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain kebutuhan dan preferensi mereka yang berubah sebagaimana berhubungan dengan kohesi dan kemampuan beradaptasi.

/SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
  1. Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan
  2. Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
  3. Pengambil keputusan (decider). Orang dengan wewenang dan / atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang yang akan dipilih.
  4. Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian: yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
  5. Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk

Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian) serta hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL


Tahapan
Tugas
Pengalaman dari keluarga asal
Membangun hubungan dengan orang tua, saudara dan
 teman-teman

Menyelesaikan sekolah
Meninggalkan rumah
Membedakan diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesama
 dewasa dengan orang tua

Membantung hubungan pertemanan yang intim

Memulai karir/pekerjaan
Tahap pra pernikahan
Memilih pasangan

Mengembangkan hubungan

Memutuskan untuk menikah
Tahap pasangat tanpa anak
Mengembangkan cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas dan
 bukannya proyeksi bersama

Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan
Keluarga dengan anak kecil
Mengatur kembali sistem pernikahan dengan memberi tempat
 pada keberadaan anak

Memulai peran sebagai orang tua

Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek
Keluarga dengan anak remaja
Mengatur kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang lebih besar

Mengatur kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir
Melepas anak
Membereskan masalah paruh baya

Mengatur ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa

Mengatur kembali hubungan dengan pasangan

Mengatur kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.

Berurusan dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal
Kehidupan usia lanjut
Mengatasi penuaan fisik

Menangani peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar

Menangani kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman

Mempersiapkan kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi


SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA MODERN

Pecahnya hubungan kerabat pada tipe keluarga modern akan rentan terjadi karena yang mengikatnya hanya pasangan suami-istri itu saja beda dengan tipe keluarga tradsional dimana campur tangan kerabat atau saudara dari pihak istri maupun suami masih dilibatkan.

Tipe keluarga modern memandang bahwa terbentuknya suatu keluarga itu tidak hanya berdasarkan ikatan perkawinan saja yang ada didalam satu rumah dan satu tempat. Tetapi sekarang pandangan keluarga didunia modern sudah berkembang menjadi suatu kumpulan pribadi yang cenderung memiliki minat dan bakat yang sama dan mungkin bisa berkembang menjadi perusahaan keluarga dengan tujuan untuk dapat bertahan hidup mengikuti perkembangan jaman.


STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Tipe keluarga modern adalah bentuk keluarga yang mengikuti perkembangan jaman atau peradaban yang baru sebagai dampak dari penyesuaian-penyesuaian terhadap hal-hal baru dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
  1. Pergeseran dari keluarga besar menjadi keluarga kecil karena anggotanya semakin menurun.
  2. Orang tua tunggal meningkat karena adanya perceraian.
  3. Orang berumah tangga tanpa adanya ikatan pernikahan meningkat karena kumpul kebo.
  4. Karena perempuan juga berkarir sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah.
  5. Status perceraian relative biasa.

Salah satu cara berpikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial dalam keluarga yaitu karena suatu masyarakat mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik itu fisik maupun sosial atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan dalam lingkungan keluarga.

Keluarga berubah sejalan dengan perkembangan jaman dan perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan masyarakat tapi kenyataannya hal itu sering diingkirai sehingga masalah yang mucul malah lebih berat. Dalam usaha untuk mengkaji masalah tipe keluarga modern saat ini, maka suatu hal yang sangat relevan untuk dipikirkan adalah industrialisasi dan keluarga dimana terjadi perubahan struktur dari masyarakat yang agraris menjadi industrialis.

PERANAN WANITA YANG BERUBAH
dengan berkembangnya IPTEK, seorang perempuan yang dulu hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurusi pekerjaan rumah, sekarang banyak perempuan-perempuan yang sudah bergelar sarjana dan bekerja diberbagai bidang atau sektor baik jasa, perdagangan dan lainnya. Mereka sudah tidak lagi hanya bekerja di rumah dan mengurusi keluarga saja tapi juga merangkap dalam karir diberbagai bidang.

PERANAN PRIA YANG BERUBAH (CHANGING MASCULINE ROLE)
Dua sampai tiga abad yang lalu, peran ayah yang terutama untuk melayani sebagai pencari nafkah dan conveyers nilai-nilai moral dan pendidikan agama kepada anak-anak mereka.  Namun, dengan munculnya industrialisasi dan urbanisasi dan sebagai pabrik muncul sebagai sumber utama pekerjaan, ayah menjadi menjauhkan dari rumah tangga dan keluarga mereka.

Dalam beberapa dekade terakhir, peran ekonomi yang berubah dari perempuan telah sangat berdampak pada peran ayah.  Antara 1948 dan 2001, persentase kerja wanita usia bekerja atau mencari pekerjaan hampir dua kali lipat-dari kurang dari 33 persen menjadi lebih dari 60 persen.  Peningkatan dalam kekuatan finansial membuat dukungan keuangan ayah kurang diperlukan untuk beberapa keluarga.  Seiring dengan otonomi tumbuh perempuan, tren seperti kesuburan menurun, meningkatkan tingkat perceraian dan pernikahan kembali, dan melahirkan di luar perkawinan terkait telah menghasilkan transisi dari tradisional ke peran ganda terdefinisi bagi banyak ayah.  Ayah hari ini telah mulai mengambil peran yang sangat berbeda dari ayah dari generasi sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

Kerangka proses keputusan
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang mengambil keputusan ?
Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
  • Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
  • Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
  • Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
  • Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?

Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.

Kategori struktur peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk, hanya suami dan istri yang terlibat. Di dalam kategori lain, adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di8 dalam peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sifat pengaruh mereka kerap diabaikan.

Bias pewawancara
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden.

IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN

Keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.

Pemasar perlu berkomunikasi dengan pemegang masing-masing peranan yang ada di keluarga. Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan, pakaian, dan banyak produk lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau kedua orangtua mungkin merupakan pengambil keputusan dan membeli, walaupun anak mungkin penting sebgai pemberi pengaruh dan pemakai.

Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, cirri produk, atau norma social.

SUMBER:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN (REUNI SMA)

Adverbial Clauses

CONDITIONAL SENTENCES