Autobiografi
Step 1
When I Know
Everything In This World
Ini adalah sesi awal kehidupan saya.
Pada tahun 1997, usiaku baru 4 tahun dan
aku sudah masuk ke Taman Kanak-kanak yang bernama TK Al-Mu’awanah.
Memang usiaku cukup muda, tapi untungnya aku dapat beradaptasi
dengan cepat. Aku bertemu dengan teman-teman pertamaku yang berasal dari luar
rumah, tapi karena aku tomboy jadi kebanyakan temanku adalah Laki-laki. Salah
satu temanku Yusuf Nugraha yang biasa dipanggil Nunu, rumahnya cukup dekat
denganku. Makanya bisa dibilang dia adalah teman yang paling dekat denganku
diantara yang lainnya dan aku sering main kerumahnya.
Awalnya aku direncanakan untuk sekolah
hanya 1 tahun karena dianggap sudah mampu. Tapi setelah dipertimbangkan kembali
akhirnya menjadi 2 tahun. Ini terjadi karena sewaktu aku diajak untuk
melihat-lihat SD yang ada di daerahku dan disuruh memilih aku bilang,
“Pit mau ke SD yang ada Perosotannya”.
langsung
saja orang tuaku kebingungan, di daerahku ini mana ada SD yang punya Perosotan,
maka diputuskanlah aku untuk lanjut ke kelas B.
Masa TK berlalu, berlanjut ke masa SD.
Step 2
New
Experience..
Akhirnya lanjut ke SDN Rengasdengklok Selatan 5..
Masuk ke kelas 1,
saat ini adikku sudah berumur 1 tahun dan aku masuk ke Sekolah Dasar. Saat ini
aku mempunyai teman baru yang lebih banyak. Teman TKku dulu sebagian satu
sekolah denganku, salah satunya Nunu. J
Selain
masuk ke sekolah umum, aku juga masuk ke sekolah islam atau biasa disebut
Pengajian. Jadi pagi hari aku berangkat ke sekolah, lalu siang pulang kerumah
sebentar, istirahat sesaat, makan dan nonton TV, lalu setelah solat Dzuhur aku bersiap
untuk berangkat Mengaji dan pulang sore harinya, ini berlangsung setiap hari
kecuali Minggu. Meski begitu, selama kelas 1 prestasiku bisa dibilang cukup bagus
karena aku masuk dalam peringkat 10 besar.
Meskipun
baru masuk ke kelas 1 SD tapi para orang tua mulai dibiasakan untuk tidak
menemani di dalam kelas. Karena pada saat itu masih banyak orang tua yang
khawatir dan ingin menemani anaknya di dalam kelas. Untungnya aku sudah
dibiasakan untuk mandiri, sewaktu TK aku sudah sering tidak diantar, hanya
pulang-pergi dengan tukang becak langgananku.
Lalu lanjut ke kelas
2, kegiatanku semakin bertambah, aku mulai dimasukkan les sempoa. Jadi pada
sore hari yang biasanya aku bermain dengan teman sekitar rumahku setelah pulang
mengaji aku pergi les dengan berjalan kaki karena kebetulan tempatnya tidak
begitu jauh dari tempatku mengaji. Namun sisi baiknya prestasiku disekolah
semakin meningkat pada catur wulan (tiga bulan) pertama aku meraih peringkat
ke-1 tapi pada catur wulan selanjutnya aku mendapat peringkat ke-2. Dan aku
mulai jarang main kerumah teman-temanku karena kesibukanku.
Naik ke kelas 3 prestasiku masih statis
tetap di peringkat 2, hal yang paling membahagiakan adalah ketika dipanggil ke
atas panggung dan menerima piagam. Yaaa.. hal itu sangat membanggakan. Dan temanku
Dawam mendapat peringkat 3, dia memang pintar.
Kegiatan baruku di kelas 3 adalah aku menjadi seorang Ketua Kelas, yaaa.. KM, hehehehe...
Sayangnya aku lupa bagaimana aku bisa dipilih menjadi ketua. Berhubung dulu aku
masih kecil, jadi selain menyiapkan kelas jika pelajaran akan dimulai atau
menjaga kebersihan dengan mengingatkan temanku untuk piket, setiap harinya aku
melapor kepada BuGuru jika ada temanku yang melanggar tata tertib. Misalnya
ribut sewaktu guru tidak ada, yang berantem dikelas, yang pergi keluar kelas
untuk jajan pada jam pelajaran, dan lainnya.
Tapi ada kejadian yang menurutku cukup memalukan, jadi dulu disekolah
ada kegiatan Penyuntikan Vaksin, sebenarnya sewaktu kelas 1 pernah ada tapi waktu
itu aku belum mengerti apa-apa. Setelah disuntik aku masih baik-baik aja,
padahal temenku yang lain banyak yang nangis. Lalu aku pulang naik becak
langgananku, aku masih diam selama diperjalanan tapi sesampainya didepan rumah
aku langsung menangis. Karena sebenarnya aku merasa sakit, lengan bajuku sampai
berdarah, itu berarti sewaktu disuntik aku tegang tapi aku tahan karena aku
sendirian sedangkan temanku yang lain diantar orang tuanya dan ada juga yang
memang tidak takut. Dan dikelas 3 ternyata ada suntik vaksin lagi, tapi aku
berhasil lolos. Karena waktu giliranku untuk disuntik aku menangis
sekencang-kencangnya yang membuat guruku khawatir dan akhirnya aku disuruh
pulang. Temanku yang lain semuanya disuntik kecualli aku, ternyata taktik itu
berhasil. Dan selama perjalanan sekolah aku tersenyum senang sedangkan temanku
yang lain masih ada yang menangis.
Lanjut ke kelas 4, ini adalah masa aku
mengenal dunia luar, aku mengikuti lomba sempoa tingkat nasional, lomba
modeling se-kabupaten, ada beberapa acara jalan-jalan keluarga, dan hal
lainnya. Saat hari pembagian raport tiba ternyata aku mendapat peringkat ke-3
dan temanku yang bernama Salistya Nindya Putri mendapat peringkat-2. Cukup
kecewa, tapi pengetahuanku mengenai dunia semakin bertambah.
Naik ke kelas 5 prestasiku menurun,
karena aku baru mengenal dunia baru. Banyak teman baru dan pengetahuan baru
diluar sekolah, mengaji, dan les, membuat aku tidak terlalu fokus kesatu hal
saja. Sewaktu kelas 5 aku pernah mengikuti Perkemahan, memang sih menginapnya
tidak terlalu jauh dan berada disekitar pemukiman warga, jadi kata Mama
perkemahan ini berbeda dengan jamannya dulu yang harus kemah ditengah Hutan.
Sebelumnya kami dilatih terlebih dahulu untuk dipilih siapa yang
layak masuk kelompok inti, jadi setiap sore kami latihan baris-berbaris dan
kegiatan persiapan Pramuka lainnya setiap sore. Untungnya aku sudah tidak les
sempoa lagi, jadi aku bisa mengikuti kegiatan tersebut tanpa khawatir. Tetapi
pada saat pengumuman, ternyata aku masuk kelompok cadangan yang tugasnya
menjaga dan membersihkan tenda, serta menjadi kelompok pengganti jika ada
kelompok inti yang berhalangan. Meskipun begitu, aku tetap ikut karena aku
ingin mendapatkan pengalaman dan belajar menjadi lebih mandiri. Sayangnya dua
hari sebelum Perkemahan ketika aku sedang berlari-lari di saat istirahat
latihan aku terjatuh dan tanganku terluka cukup parah. Awalnya aku tidak diberi
izin karena Mama khawatir lukanya menjadi parah tapi aku sangat ingin, lagipula
yang terlukakan hanya tanganku saja.
Akhirnya tibalah hari pertama berkemah, kami berangkat
disiang hari. Sesampainya disana kami segera membereskan kemah dan tak terasa
sore pun tiba. Kegiatan selanjutnya adalah pergi mandi, ini adalah masalah
awalku karena sebelumnya belum pernah pergi kesana-kemari hanya untuk menumpang
mandi dirumah warga. Pada malamnya kelompok inti pergi keluar sedangkan kami
kelompok cadangan hanya menjaga tenda dan tertidur. Pagi harinya kami bangun
lalu mencari tempat untuk mandi dan menjalankan tugas kami yaitu membersihkan
tenda sedangkan kelompok inti langsung pergi untuk melakukan kegiatan.
Sorenya, Mama dan Bibiku yang biasa aku panggil Mama juga
karena dia yang mengasuhku sewaktu Mama masih bekerja dulu datang ke
perkemahan. Lalu mereka mengecek keadaanku dan melihat tanganku yang terluka ternyata
semakin parah, lukanya sudah mulai bernanah. Sepertinya karena aku melakukan
aktivitas yang secara berhubungan langsung dengan debu dan aku tidak
memperhatikannya. Langsung saja mereka meminta izin kepada Guru pembimbing
untuk membawaku pulang.
Sesampainya dirumah mereka langsung menyiapkan air hangat,
betadine, kapas, kain kasa baru, dan jarum yang sudah dipanaskan. Ini bertujuan
untuk membersihkan lukaku agar tidak bernanah lagi. Sambil menggigit guling dan
menahan sakit aku menangis karena takut. Keesokan harinya akupun tidak masuk
sekolah.
Pada saat acara kenaikan kelas aku tidak naik keatas
panggung dan ternyata aku mandapat peringkat ke-4. Yaa.. itu momen yang mengecewakan
dan ternyata Nita Iwanti yang mendapat peringkat ke-3.
Kelas 6,
yuuhuuu... aku sudah semakin besar. Sekarang aku sudah tumbuh semakin tinggi
tetapi badanku kurus sekali. Maklum saja waktu kecil aku susah sekali jika
disuruh untuk makan. Selama kelas 6 kegiatan bermain berkurang dengan sendirinya.
Akupun sudah lulus mengaji siang dan dilanjutkan mengaji di malam hari. Cukup
berat sebenarnya, karena aku tidak biasa tidur siang dan waktu tidur malamku
berkurang sedangkan pengajian selesai sekitar jam 9. Kadang aku mengantuk
selama pelajaran, akibatnya nilai-nilaiku di pengajian kurang begitu bagus jika
dibandingkan dengan disekolah. Mungkin karena aku sudah terlalu capek disekolah
yang akhirnya aku menomor duakan mengaji.
Karena kegiatanku disiang hari sudah berkurang maka aku pun
mengikuti lagi latihan Pramuka dan akhirnya aku masuk kelompok inti meskipun
hanya menjadi anggota. Lalu diadakan lagi acara perkemahan dan Alhamdulillahnya
kondisiku saat ini baik-baik saja tidak seperti sebelumnya yang tidak bisa
mengikuti kegiatan secara maksimal karena tanganku terluka. Saat ini aku lebih percaya
diri dan tau apa yang harus dilakukan. Karena aku kelompok inti, hari pertama
datang pada malam harinya ikut serta dalam kegiatan jurit malam, jadi kita diajak
menelusuri daerah sekitar pemukiman dengan berjalan kaki secara berkelompok dan
dikumpulkan disuatu tempat untuk melakukan upacara pembukaan. Selama perjalanan
kami ditakut-takuti dan itu cukup membuat deg-degan sih karena kita berjalan
dimalam hari dan kami diperbolehkan membawa satu senter saja setiap kelompoknya.
Disiang
harinya kami mengikuti Apel pagi dan dilanjutkan dengan mencari jejak. Ketika
akan dilaksanakannya kegiatan mencari jejak ternyata ketua kelompok kami sakit
dan tidak ada yang mau menjadi pengganti, akhirnya aku mangajukan diri.
Kegiatan pun berjalan lancar hingga sampai pada sesi akhir dimana kita harus
berpura-pura menolong korban dan membawanya ke posko dengan menggunakan tandu.
Karena kita harus membawa korban cukup jauh, maka dipilihlah diantara anggota
yang kira-kira berat badannya ringan. Diantara anggota kelompok yang mempunyai badan
paling kecil adalah aku maka akulah yang berpura-pura menjadi korban. Kepala,
tangan, dan kakiku di lilit dengan perban dan diberi betadine sedikit agar
terlihat seperti orang yang terluka lalu tiduran diatas tandu dan diangkat
menuju pos penilaian.
Sesampainya di pos kami ditanya, “Ceritanya korban apa?”
“Keserempet kereta pak!”, jawab kami sambil tertawa.
Aktingpun masih berlanjut, hingga ke tenda aku berpura-pura
dibopong. Anehnya, ternyata ada saja temanku yang khawatir dan bertanya, “Pipit
kenapa? Kok begini?”,
Lalu akupun langsung berdiri tegak dan menjawab. “Tada!
Gapapa kok, ini salah satu tugas tadi, hahaha..”.
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, saatnya aku belajar
agar aku bisa lulus dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang berikutnya. Pada
saat ujian nasional pun aku bersyukur karena dapat mengerjakannya dengan baik.
Aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan dan mendapat peringkat ke-4
disekolah. Hari ulang tahunku kebetulan bertepatan dengan bulan terakhir menjadi
siswa SD maka untuk merayakannya aku mengadakan pesta syukuran dengan
mengundang teman-temanku kerumah.
Beberapa hari kemudian kami disuruh datang kesekolah untuk
mengambil ijazah. Setelah pembagian ijazah, aku dan teman kelas lainnya pergi berbondong-bondong
ke SMPN 1 Rengasdengklok untuk mendaftar, namun sesampainya disana aku baru
sadar ternyata Dawam temanku tidak ada, padahal sewaktu pembagian ijazah dia
hadir.
Hari pengumuman penerimaan siswa di SMPN 1 Rengasdengklok pun tiba,
dan Alhamdulillah aku diterima dan mendapat peringkat yang bagus.
Step 3
First Time..
Hari pertama masuk
sekolah, menjadi siswa SMP untuk yang pertama kalinya dalam hidupku, memakai
seragam putih biru, yaaaah.. Next step of my life. Tapi aku datang terlambat,
sebenarnya aku datang tepat waktu namun sekolah mempercepat pengumuman. Ketika
aku sampai ternyata namaku sudah dipanggil tapi temanku tidak tahu aku masuk kelas
7 apa. Pengumuman pun selesai, aku pun segera berlari ke sumber suara untuk
mengkonfirmasi. Sesampainya disana aku bertemu dengan Nita teman SDku yang
ternyata dia juga tidak tahu masuk kelas mana. Ternyata kami teman sekelas,
setelah 6 tahun menjadi teman sekelas tapi tidak begitu akrab dan mulai kelas 7
ini kami menjadi sahabat hingga saat ini.
Tibalah saatnya pemilihan ketua kelas. Jujur, sebenarnya aku
ingin sekali menjadi ketua kelas karena aku sudah pernah merasakannya. Tetapi,
aku merasa pemimpin itu seharusnya lelaki jadi aku mengajukan diri sebagai wakil ketua kelas dan Bu Guru memilih
Martin sebagai ketua kelas.
Selama menjadi bagian dari kelas 7B kegiatan sehari-hariku
mulai berbeda. Jika sewaktu SD biasanya dipenuhi dengan kegiatan setelah
sekolah, sekarang ini kegiatan yang masih berlanjut hanyalah kegiatan mengajiku
di malam hari. Di SMPN 1 Rengasdengklok, jadwal sekolahnya dibagi menjadi
bagian pagi dan siang. Kelas tujuh masuk di siang hari sedangkan kelas delapan
dan sembilan masuk pagi. Jadi selama kelas tujuh ini setiap pagi aku membantu
membersihkan dan merapihkan rumah, siangnya aku berangkat sekolah dan sore harinya
aku pulang sekolah, sesampainya dirumah aku istirahat sejenak. Setelah azan
magrib berkumandang aku bersiap untuk berangkat mengaji dan pulang sekitar jam
9 malam. Kegiatan ini berulang setiap harinya kecuali hari minggu selama kelas
7.
Disekolah ini diadakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
diikuti oleh siswanya seperti Karate, Paskibra, Basket, Volly, Drumband, Tata Boga,
dan lainnya. Aku pun coba untuk ikut ekstrakurikuler Karate, tapi kegiatan ini
tidak berlangsung lama dan akhirnya aku berhenti karena merasa lelah. Jadwal latihannya
setiap sabtu-minggu sore, sedangkan aku
masih ada pengajian dari minggu malam sampai jumat malam.
Naik ke kelas 8K. Kali ini ada beberapa temanku yang
satu kelas lagi, seperti Rindra, Lusi NP, Dian, kecuali Nita. Mereka berempat
adalah sahabatku selama di SMP setelah kebersamaan pertama kita menjadi teman
sekelas yang terus berlanjut hingga sekarang. Dan ada tambahan teman baruku
namanya Nina, dia adalah teman sekelas Nita.
Dikelas 8K ini aku
menjadi seorang Sekertaris kelas,
karena menurut wali kelasku yang baru Ketua dan Wakil ketua kelas sebaiknya
Lelaki. Menjadi seorang sekertaris adalah pengalaman baruku dan ini
menyenangkan. Pengalaman baruku lainnya yaitu menjadi anggota OSIS SMPN 1
Rengasdengklok Sekbid 3 bagian Ketertiban. Sekbid ini memang tidak terlalu
dikenal oleh murid lainnya karena biasanya mereka bagian melaporkan siapa saja
murid-murid yang melanggar peraturan. Jadi identitasnya dirahasiakan, tapi
tetap saja pekerjaanku seperti anggota sekbid lainnya. Seperti mendapat giliran
piket untuk menjaga ruang OSIS, membantu anggota sekbid lain, dan berkumpul
serta bermusyawarah dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu akupun mulai
berani untuk ikut serta dalam kegiatan lomba disekolah, seperti ikut lomba
pidato bahasa inggris meskipun tidak lolos.
Selanjutnya aku naik
kekelas 9C, dikelas ini aku menjabat sebagai seorang Bendahara. Karena ketua kelas memang sudah diputuskan harus lelaki
dan jabatan seorang sekertaris sudah diberikan kepada Nita jadi jabatan yang
tersisa adalah bendahara maka akupun mencoba untuk menjadi seorang bendahara.
Pengalaman baru untuk belajar mengatur dan mengelola keuangan khususnya dalam
lingkup kelas.
Tidak terasa masa-masa SMP akan segera berakhir, sekarang
saatnya aku untuk bersiap mengikuti ujian kelulusan. Banyak pengalaman baru
yang didapatkan selama masa SMP ini, khususnya dalam hal pergaulan. Selama SMP
aku mendapatkan teman-teman baru yang lebih banyak karena aku sekolah di SMPN
yang mempunyai kelas banyak disetiap tingkatnya. Tapi sekarang sudah saatnya
aku naik ke tingkatan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah.
Selain aku memikirkan Ujian Nasional yang akan aku hadapi
akupun dihadapkan dengan pilihan sekolah.
Dilema mulai melanda, sejujurnya aku cukup bingung untuk memilih
sekolahku selanjutnya karena aku tinggal di sebuah kecamatan yang harus
menempuh perjalanan selama 30 menit untuk sampai diperkotaan. Sedangkan sekolah
menengah yang mempunyai kualitas bagus berada di perkotaan. Hal lainnnya yang
membuatku bingung adalah,
“Apakah aku sanggup untuk bersaing dengan siswa sekolah
lainnya?”
Namun, kebimbanganku terjawab dengan kesempatan yang
diberikan sekolahku. Jadi ada sebuah undangan yang diberikan SMAN 1 Karawang
kepada setiap SMP yang ada di Kabupaten, mereka memberikan kesempatan kepada
siswa yang masuk dalam Ranking 10 besar di SMPnya untuk mengikuti seleksi
penerimaan siswa baru. Hal yang tidak kusangka ternyata aku masuk Ranking 10
besar di sekolahku, hal ini tidak pernah diumumkan sebelumnya. Pihak sekolah
memberiku kesempatan tersebut, tentu saja aku bersedia untuk mengikutinya.
Ujian Nasional terlewati dan seleksi penerimaan siswa baru
di SMAN 1 Karawang pun sudah dilalui. Untuk pertama kalinya aku sangat tegang
menunggu hasil pengumuman kelulusan yang menentukan masa depanku nantinya. Hal
yang paling membuatku sedikit pesimis adalah seleksi penerimaan siswa baru,
karena SMAN 1 Karawang adalah sekolah favorit se-kabupaten Karawang dan peserta
yang mengikuti seleksi berasal dari sekolah-sekolah terbaik di kabupaten
Karawang bahkan ada pula peserta dari luar kota yang berasal dari sekolah
favorit di kota asalnya.
Hari pengumuman seleksi penerimaan siswa baru akhirnya tiba,
pengumumannya memang lebih dulu dari Ujian Nasional karena aku mengikuti
seleksi untuk program RSBI. Pengumumannya ditempel didekat gerbang sekolah, aku
datang bersama dengan Nita. Tidak membuang waktu, langsung saja segera mencari
namaku. Alhamdulillah, aku sangat bersyukur ternyata aku diterima di sekolah
favorit tersebut terlebih lagi diprogram RSBI dan satu sekolah dengan Nita
temanku.
Step 4
Finally, I
Know..
Kelas X RSBI 02
adalah kelas pertamaku di SMAN 1 Karawang. Di masa SMA ini bisa dibilang aku
tidak terlalu banyak kegiatan karena jam pelajaran sekolah saja sudah cukup
padat. Setiap hari aku berangkat sekitar pukul 6 dan berjalan sekitar 5 menit
untuk naik angkutan umum. Selama 30menit lamanya akhirnya aku sampai di
terminal kota dan kembali menaiki angkutan umum lainnya untuk sampai kesekolah
yang berada di tengah kota. Perjalanan yang cukup panjang untuk dilalui setiap
harinya. Setiap harinya disibukkan dengan tugas-tugas yang cukup banyak. Karena
aku ikut program RSBI yang mempunyai jam belajar lebih banyak dari siswa
reguler. Jam belajar normal biasanya dimulai jam 7 pagi hingga jam 2 siang,
sedangkan siswa RSBI pulang jam 4 sore.
Sedangkan dihari Jumat kami ada tambahan untuk belajar bahasa inggris dan etika
internasional disekolah meskipun belajar pelajaran normal hanya berlangsung
setengah hari saja. Meskipun begitu, untungnya setiap hari sabtu jam pelajaran
sekolah hanya berlangsung setengah hari, sisanya diadakan ekstrakurikuler.
Setiap siswa diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler yang ada
di sekolah, aku dan Nita mengikuti ekstrakurikuker yang sama yaitu Karate. Aku
kembali mengikuti Karate yang sempat aku tinggalkan sewaktu SMP dulu. Saat ini
aku mengikuti Karate dengan penuh semangat, satu tahun penuh aku mengikuti
Karate dan akhirnya aku naik tingkat menjadi sabuk Kuning.
Disekolah ini ada banyak sekali diadakan acara, setiap
tahunnya selalu diadakan Drama Musikal, Pentas Seni, Perlombaan, atau acara
lainnya. Sebelum pembagian raport semester ganjil biasanya diadakan Drama
Musikal untuk kelas sebelas. Meskipun kelasku masih kelas sepuluh, semua kelas
RSBI diberi kesempatanuntuk ikut serta. Di acara ini untuk pertama kalinya aku
merasakan berada diatas panggung untuk berakting dan bernyanyi bersama
teman-temanku. Kelasku mengusung tema Perjuangan kebangsaan tetapi disajikan
dengan sedikit humor. Meskipun disini peranku sedikit tapi setidaknya aku
merasakan menjadi bagian dari sebuah pentas drama. Selain itu diakhir semester
genap diadakan acara Pentas Seni yang wajib diikuti setiap kelas sepuluh. Acara
kali ini berbeda dengan Drama Musikal sebelumnya, saat ini diadakan lomba
menyanyi, menari, drama, musikalisasi puisi, dan paduan suara. Jadi setiap
kelas wajib mementaskan sebuah Drama sekaligus menampilkan lomba yang diikuti.
Di acara kali ini aku ikut bagian dalam lomba menari, selain ikut berperan
dalam Drama.
Adanya acara ini membawa dampak yang sangat positif bagi
kelasku. Disini kami dihadapkan kendala karena kekurangan tenaga kerja karena
jumlah siswa dikelasku terbatas hanya terdiri dari 30 orang, sedangkan
perlombaan yang diadakan cukup banyak . Maka setiap orang memiliki beberapa
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Seperti aku yang mengikuti lomba menari
dan menjadi pemeran dalam drama tersebut serta menjadi orang yang bertanggung
jawab untuk membantu menyiapkan properti drama. Akhirnya aku merasakan untuk
bertanggung jawab dalam suatu tugas dan peran ditambah lagi dengan pengalaman
dalam menghadapi kendala. Disinilah aku belajar bagaimana caranya menyelesaikan
suatu masalah secara berkelompok dan mengetahui bahwa kerjasama dalam suatu
kelompok itu hal yang penting agar tujuan dapat tercapai. Dengan berbagai
kendala yang telah dihadapi dan kelasku dapat melaluinya, akhirnya membuahkan
hasil yang bagus dengan didapatnya berbagai juara disetiap lomba meskipun bukan
juara umum.
Akhirnya aku naik ke kelas XI RSBI 02, teman-temanku masih sama seperti aku kelas sepuluh
hanya saja ada temanku yang pindah ke Reguler dan ada juga teman baru yang
berasal dari Reguler. Karena program RSBI sudah otomatis masuk ke jurusan IPA
jika ada siswa yang nilainya kurang atau ingin pindah ke jurusan IPS menjadi pindah
ke program Reguler. Begitu juga sebaiknya, jika siswa Reguler ada yang ingin,
mampu, dan nilainya mencukupi maka dapat pindah ke RSBI.
Pada semester awal dikelas sebelas aku mendapat kepercayaan
untuk menjabat sebagai Sekertaris ekstrakurikuler
Karate. Aku pun ikut serta pada perlombaan karate se-Kabupaten Karawang
meskipun tidak menang. Lalu aku mengikuti ujian kenaikan tingkat dan
mendapatkan sabuk hijau. Sayangnya ketika memasuki semester dua dikelas sebelas
ini aku mengalami kecelakaan, kakiku terkilir dan aku tidak dapat berlatih
Karate secara maksimal.
Seperti tahun sebelumnya, setiap akhir semester ganjil akan
diadakan Drama Musikal yang wajib diikuti setiap kelas sebelas. Ini bertujuan
untuk mengambil nilai yang akan dimasukkan kedalam raport. Jadi kekompakan
kelas, alur cerita, pemilihan lagu, kualitas suara dan ketepatan waktu menjadi
syarat penilaian. Kali ini aku tidak ikut serta dalam drama, aku bertugas untuk
dibalik layar seperti mempersiapkan segala peralatan yang akan digunakan dalam
drama dan memastikan bahwa drama mulai dan selesai tepat waktu. Karena kali ini
manajemen waktu menjadi salah satu unsur yang dinilai.
Naik ke kelas XII
RSBI 02, saat ini aku tidak mengikuti ekstrakurikuler Karate lagi. Karena
sekolah menghimbau kelas dua belas tidak ada kegiatan tambahan agar dapat
belajar untuk mempersiapkan menghadapi Ujian Nasional. Selama kelas duabelas
ini difokuskan belajar untuk menghadapi ujian nasional dan ujian masuk
perguruan tinggi negeri.
Jadi selama disekolah SMA ini aku banyak belajar dalam
menghadapi permasalahan sosial. Aku menjadi banyak tahu mengenai lingkungan
dengan cakupan yang lebih luas dan wawasan mengenai negara lain semakin
bertambah.
Ujian nasional terlewati dengan baik, sedangkan ujian masuk
perguruan tinggi negeri aku tidak lulus. Awalnya aku mengikuti ujian masuk UGM
yang diadakan sebelum ujian nasional, hasilnya gagal. Selanjutnya aku mengikuti
SNMPTN dengan memilih universitas yang pertama adalah IPB jurusan Teknik Pangan
dan yang kedua adalah IPB jurusan Ahli Gizi, hasilnya gagal. Ada beberapa hal
yang melatarbelakangi kenapa aku tidak lulus diujian ini. Selanjutnya aku
mengikuti ujian masuk mandiri IPB dan UI. Aku memilih hanya IPB dan UI, padahal
sebenarnya aku ingin juga mencoba kampus yang ada diluar daerah Jawa Barat dan
Jakarta, tapi ada sesuatu yang aku pertimbangkan lebih jauh lagi. Akhirnya aku
memilih Universitas Gunadarma yang sudah menerimaku terlebih dahulu sebelum aku
mengikuti ujian-ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Akhirnya aku tahu
bagaimana rasanya kegagalan terus-menerus meskipun telah berusaha dan mencoba
berkali-kali.
Step 5
I Will Try
My Best..
September 2011, akhirnya aku menjadi seorang Mahasiswa di
suatu Perguruan Tinggi yang cara belajarnya berbeda ketika aku masih sekolah
selama 9 tahun. Pengalaman baru, teman baru, cara belajar baru, dan pelajaran
baru. Saat ini aku kuliah di Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen. Sangat berbeda sekali dengan jurusanku sewaktu SMA, dulu aku
mengambil jurusan IPA dan berfokus untuk kuliah di jurusan IPA, sedangkan
sekarang aku kuliah di jurusan IPS, pengetahuan baru.
Hari pertama masuk
kuliah, aku terdaftar menjadi mahasiswa kelas 1EA21. Aku bertemu dengan
teman yang telah aku kenal sewaktu masa orientasi yang ternyata sekelas
denganku, namanya Nur Khasanah, dan aku berkenalan dengan teman sekelasku
lainnya. Dosen pertama masuk, namanya Baihaki Hasan, aku melihat sekeliling dan
semua terlihat sangat tegang. Tak lama setelah dia memperkenalkan diri,
akhirnya dia menanyakan struktur organisasi kelas, dia bertanya,
“Siapa yang ingin menjadi Ketua Kelas?”
Aku pun bilang pada temanku Nur, bahwa aku ingin mencoba
untuk menjadi Ketua Kelas dan akhirnya aku mengangkat tangan. Lalu aku menjadi Ketua Kelas 1EA21, sebenarnya alasanku
ingin menjadi ketua kelas adalah ingin menguji diriku sendiri, apakah aku mampu
mengatur kelas yang notabene berbeda dengan masa sekolah dulu.
Selama 1 tahun aku tetap menjadi ketua kelas dan aku harus
menjadi pelayan yang baik bagi teman kelasku lainnya. Aku selalu mencari
informasi yang dibutuhkan selama perkuliahan dan memanggil dosen agar kelas
kami tidak membuang waktu dengan percuma, terkadang aku merasa malu dengan mbak
yang menjaga sekdos dan PSMA online karena disetiap jamnya aku sering sekali
bolak-balik.
Selama tingkat 1 ini dikelas hanya ada ketua kelas dan
bendahara satu orang jadi semua pekerjaan yang seharusnya dibagi dengan lainnya
kebanyakan diurusi kami dengan dibantu temanku dekatku meskipun mereka tidak
mempunyai jabatan, maklum saja kami masih perlu adaptasi dengan suasana dan
lingkungan baru ini.
Alhamdulillah, meskipun aku menjadi ketua kelas yang harus
membagi fokus dan aku harus belajar lebih lagi karena aku berasal dari jurusan
IPA tidak menyurutkan semangatku. Karena aku sudah bertekad untuk melakukan
yang terbaik untuk pilihanku saat ini dan menjalani kehidupan tanpa penyesalan.
Hanya saja saat ini aku mharus mencari ilmu lebih jauh dari kota dimana aku
tinggal yaitu Bekasi. Memang hanya lebih jauh sedikit, tapi karena jadwal
kuliah yang hampir setiap hari dan jam kuliah yang dimulai lebih sering dipagi
hari maka aku memutuskan untuk ikut mengontrak dan pulang seminggu sekali
kerumah dengan Papaku.
Naik ketingkat 2,
ditingkat kedua ini aku tidak sekelas lagi dengan teman sekelasku tingkat 1,
hanya 11 orang yang sekelas lagi denganku dan kami menjadi teman kelas 1 paling
banyak dalam kelas baru ini yaitu 2EA17. Karena kami berasal dari kelas ynag
berbeda maka awal masuk kuliah kami masih bergaul dengan teman sekelas lainnya.
Pada saat dosen bertanya siapa yang menjadi ketua kelas maka temanku bilang
bahwa aku adalah ketua kelas. Sebenarnya aku tidak enak dengan yang lainnya
karena ini adalah pemilihan sepihak. Akhirnya setelah mata kuliah selesai aku
bertanya kepada teman sekelas untuk mengadakan pemilihan dan jangan memilih
secara sepihak. Teman sekelas baruku lainnya akhirnya memilihku sebagai Ketua Kelas 2EA17, lalu wakil ketua
kelas Risa Sarah, Bendahara 1 Dwi Cahyanti, dan Bendahara 2 Andrini Yudhi.
Kegiatan sehari-hariku selama dikampus tidak jauh berbeda
setiap harinya, hanya saja sekarang tempat kuliahku cukup jauh dengan
kontrakanku maka aku berangkat dengan Nur yang kebetulan rumahnya tidak terlalu
jauh denganku.
Sudah 2 tahun aku menjadi ketua kelas dan banyak sekali yang
aku dapatkan, mulai dari belajar cara untuk menanggapi pertanyaan temanku yang
memerlukan informasi dengan baik, belajar untuk membedakan urusan pribadi dan
kelas, belajar untuk mengedepankan urusan kelas dibanding urusan pribadi,
belajar bekerja sama dengan orang lain, dan hal lainnya.
Naik ketingkat 3,
pada haru pertama masuk kuliah aku langsung bertanya mengenai struktur
organisasi dan temanku lainnya menjawab bahwa strukturnya tetap sama saja
seperti tahun kemarin agar kedepannya dapat semakin solid. Akhirnya aku menjadi
Ketua Kelas 3EA17 dan temanku
lainnya tetap dalam jabatannya sampai saat ini.
Komentar
Posting Komentar