Manusia dan Harapan


Harapan itu pasti dimiliki oleh setiap manusia. Karena harapan adalah suatu keinginan yang di barengi dengan kepercayaan kita akan bisa mendapatkan atau mewujudkan keinginan tersebut. Seperti pada awal tahun baru ini, banyak sekali orang yang mengatakan semua harapan yang terbaik agar terjadi di masa yang akan datang (masa depan). Agar harapan itu bisa terwujud maka kita harus berusaha sambil berdoa kepada Allah SWT, setelah itu kita serahkan semua hasilnya kepada Allah SWT.
http://www.zawaj.com/askbilqis/wp-content/
uploads/2009/09/man_duaa_silhouette.jpg
Kenapa manusia mempunyai sebuah harapan? Hal itu berasal dari dorongan kodratnya manusia yang memang selalu mempunyai keinginan dan tidak pernah puas. Dalam diri manusia masing-masing memiliki sifat, koddrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup sesama manusia, selain itu manusia mempunyai harapan untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalani hidupnya. Menurut abraham maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a. Kelangsungan hidup (survival)
    Misalnya manusia mengharapkan uang untuk menjalani kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang.
b. Keamanan (safety)
    Untuk menjaga keamanan hidupnya manusia akan berharap agar hidupnya selalu dilindungi dari segala marabahaya, khususnya untuk orang yang beragama, mereka pasti berharap kepada tuhannya agar selalu dilindungi.
c. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
    Setiap  manusia pasti berharap untuk mencintai dan dicintai, khususnya untuk manusia dewasa mereka pasti berharap untuk dibebaskan memilih orang mana yang akan ia cintai dan dia akan berharap agar orang yang ia cintai pun mencintainya.
d. Diakui lingkungan (status)
    Setiap manusia pasti mengharapkan agar nama baiknya di masyarakat baik dan dianggap terhormat. Maka dari itu manusia biasanya mengharapkan hal-hal yang bisa menaikkan statusnya di masyarakat agar bisa diakui lingkungan.
e. Perwujudan cita-cita (self actualization)
     Manusia juga berharap diakui keberadaannya berdasarkan kemampuan yang ia mililki agar bisa diterima dan diakui kehebatannya.
Dalam mewujudkan harapan kita biasanya memerlukan hal yang bisa kita percaya bahwa kita bisa mewujudkan harapan tersebut. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
  1. Kepercayaan kepada diri sendiri : Kepercayaan bahwa ia mampu mewujudkan harapan yang diinginkan, hal ini secara tidak langsung membuat kita percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Kepercayaan kepada orang lain : Pada saat kita percaya kepada orang lain, secara otomatis kita percaya akan kata hati kita sendiri. Apalagi pada saat orang lain percaya bahwa kita bisa, hal itu bisa membangun semangat untuk menggapai harapan.
  3. Kepercayaan kepada pemerintah : Kepercayaan sebagai warga negara kepada negaranya. Biasanya kepercayaan ini dimiliki para atlet pada saat membela negaranya berharap untuk menang dalam ajang perlombaan dan mengharumkan nama negaranya.
  4. Kepercayaan kepada Tuhan : Berbagai usaha dilakukan menusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usahanya yaitu :
a.       Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b.      Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c.       Meningkatkan kecintaan kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dsb.
d.      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta berlebihan
e.      Menekan perasaan negatif seperti, dengki, fitnah, dsb.

Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan yang sederhana, sebagai syarat bagi pencapaian dari yang besar dan yang sulit.
Harapan …
Alangkah mulia Tuhan yang menciptakan harapan sebagai penghubung yang nyata antara jiwa kita dengan-Nya.
Marilah kita tetapkan di hati baik kita, bahwa …
Sesedikit dan sekecil apa pun sebuah harapan itu, ia tetap sebuah harapan.
Karena,
Tidak ada keberhasilan sebesar apa pun yang tidak bisa dicapai melalui harapan, walau sekecil apa pun harapan itu.
Maka, sebetulnya …
Harapan adalah penghubung antara sepedih-pedihnya keadaan dengan seindah-indahnya kesyukuran.
__ Mario Teguh __

Itulah sepenggal perkataan yang diucapkan salah satu motivator terkenal di Indonesia. Motivator adalah salah satu hal yang membantu kita untuk lebih semangat menggapai harapan.
http://4.bp.blogspot.com/-qlvMKZ4f8H8/TbbXfjcNcmI/
AAAAAAAAABM/-GYQYDzLCuE/s1600/pray-to-allah.jpg
Menurut pandangan islam, harapan haruslah selalu disertakan pada saat kita berdoa. Itu dikarenakan kita pasti berharap doanya terkabul, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah).
Akan tetapi tidak semua do’a yang dipanjatkan oleh seorang hamba lantas dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Terkadang Allah Ta’ala menahan pemberian kepada hamba-Nya jika ia memohon kepada-Nya, karena adanya suatu hikmah dan pengetahuan-Nya tentang yang terbaik bagi hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang didalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silautarahmi, melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan ; (yaitu) dikabulkan segera doanya itu, atau dia akan menyimpan baginya di akhiat kelak, atau dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka para sahabat pun berkata, ”Kalau begitu kita memperbanyaknya.”
Karena itulah kita harus membesarkan harapan kita kepada Allah ketika berdoa, karena sesungguhnya Allah memberi permintaan yang besar karena kedermawanan, karunia dan kebaikan. Allah Ta’ala tidak merasa diberatkan dengan apa yang Dia berikan, maksudnya tidak ada sesuatu yang berat bagi-Nya walaupun terasa berat bagi makhluk. Karena orang yang meminta kepada makhluk, ia tidak memintanya kecuali sesuatu yang mudah baginya untuk dikabulkan. Lain halnya dengan Rabb Semesta Alam, sesungguhnya pemberian-Nya terwujud sesuai dengan Firman-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,

“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya,”Jadilah!” maka jadilah ia.” (Qs. Yaasiin: 82).


Sumber data :
Nugroho, Widyo; Muchji, Achmad; Seri Diktat Kuliah MKDU Ilmu Budaya Dasar; Universitas Gunadarma;Jakarta, 1994.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN (REUNI SMA)

Adverbial Clauses

CONDITIONAL SENTENCES