Manusia dan Harapan
Harapan itu pasti dimiliki oleh setiap manusia. Karena
harapan adalah suatu keinginan yang di barengi dengan kepercayaan kita akan
bisa mendapatkan atau mewujudkan keinginan tersebut. Seperti pada awal tahun
baru ini, banyak sekali orang yang mengatakan semua harapan yang terbaik agar
terjadi di masa yang akan datang (masa depan). Agar harapan itu bisa terwujud maka
kita harus berusaha sambil berdoa kepada Allah SWT, setelah itu kita serahkan
semua hasilnya kepada Allah SWT.
http://www.zawaj.com/askbilqis/wp-content/ uploads/2009/09/man_duaa_silhouette.jpg |
a. Kelangsungan hidup (survival)
Misalnya manusia mengharapkan uang untuk menjalani kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang.
b. Keamanan (safety)
Untuk menjaga keamanan hidupnya manusia akan berharap agar hidupnya selalu dilindungi dari segala marabahaya, khususnya untuk orang yang beragama, mereka pasti berharap kepada tuhannya agar selalu dilindungi.
c. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Setiap manusia pasti berharap untuk mencintai dan dicintai, khususnya untuk manusia dewasa mereka pasti berharap untuk dibebaskan memilih orang mana yang akan ia cintai dan dia akan berharap agar orang yang ia cintai pun mencintainya.
d. Diakui lingkungan (status)
Setiap manusia pasti mengharapkan agar nama baiknya di masyarakat baik dan dianggap terhormat. Maka dari itu manusia biasanya mengharapkan hal-hal yang bisa menaikkan statusnya di masyarakat agar bisa diakui lingkungan.
e. Perwujudan cita-cita (self actualization)
Manusia juga berharap diakui keberadaannya berdasarkan kemampuan yang ia mililki agar bisa diterima dan diakui kehebatannya.
Dalam mewujudkan harapan kita biasanya memerlukan hal yang
bisa kita percaya bahwa kita bisa mewujudkan harapan tersebut. Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
- Kepercayaan kepada diri sendiri : Kepercayaan bahwa ia mampu mewujudkan harapan yang diinginkan, hal ini secara tidak langsung membuat kita percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kepercayaan kepada orang lain : Pada saat kita percaya kepada orang lain, secara otomatis kita percaya akan kata hati kita sendiri. Apalagi pada saat orang lain percaya bahwa kita bisa, hal itu bisa membangun semangat untuk menggapai harapan.
- Kepercayaan kepada pemerintah : Kepercayaan sebagai warga negara kepada negaranya. Biasanya kepercayaan ini dimiliki para atlet pada saat membela negaranya berharap untuk menang dalam ajang perlombaan dan mengharumkan nama negaranya.
- Kepercayaan kepada Tuhan : Berbagai usaha dilakukan menusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usahanya yaitu :
a.
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan
meningkatkan ibadah
b.
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c.
Meningkatkan kecintaan kepada sesama manusia
dengan jalan suka menolong, dermawan, dsb.
d.
Mengurangi nafsu mengumpulkan harta berlebihan
e.
Menekan perasaan negatif seperti, dengki,
fitnah, dsb.
Harapan yang dalam
adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan yang
sederhana, sebagai syarat bagi pencapaian dari yang besar dan yang sulit.
Harapan …
Alangkah mulia Tuhan
yang menciptakan harapan sebagai penghubung yang nyata antara jiwa kita
dengan-Nya.
Marilah kita tetapkan
di hati baik kita, bahwa …
Sesedikit dan sekecil
apa pun sebuah harapan itu, ia tetap sebuah harapan.
Karena,
Tidak ada
keberhasilan sebesar apa pun yang tidak bisa dicapai melalui harapan, walau
sekecil apa pun harapan itu.
Maka, sebetulnya …
Harapan adalah
penghubung antara sepedih-pedihnya keadaan dengan seindah-indahnya kesyukuran.
__ Mario Teguh __
Itulah sepenggal perkataan yang diucapkan salah satu motivator
terkenal di Indonesia. Motivator adalah salah satu hal yang membantu kita untuk
lebih semangat menggapai harapan.
http://4.bp.blogspot.com/-qlvMKZ4f8H8/TbbXfjcNcmI/ AAAAAAAAABM/-GYQYDzLCuE/s1600/pray-to-allah.jpg |
“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah).
Akan tetapi tidak semua do’a yang dipanjatkan oleh seorang
hamba lantas dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Terkadang Allah Ta’ala menahan
pemberian kepada hamba-Nya jika ia memohon kepada-Nya, karena adanya suatu
hikmah dan pengetahuan-Nya tentang yang terbaik bagi hamba-Nya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang didalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silautarahmi, melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan ; (yaitu) dikabulkan segera doanya itu, atau dia akan menyimpan baginya di akhiat kelak, atau dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka para sahabat pun berkata, ”Kalau begitu kita memperbanyaknya.”
Karena itulah kita harus membesarkan harapan kita kepada
Allah ketika berdoa, karena sesungguhnya Allah memberi permintaan yang besar
karena kedermawanan, karunia dan kebaikan. Allah Ta’ala tidak merasa diberatkan
dengan apa yang Dia berikan, maksudnya tidak ada sesuatu yang berat bagi-Nya
walaupun terasa berat bagi makhluk. Karena orang yang meminta kepada makhluk,
ia tidak memintanya kecuali sesuatu yang mudah baginya untuk dikabulkan. Lain
halnya dengan Rabb Semesta Alam, sesungguhnya pemberian-Nya terwujud sesuai dengan
Firman-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya,”Jadilah!” maka jadilah ia.” (Qs. Yaasiin: 82).
Sumber data :
Nugroho, Widyo; Muchji, Achmad; Seri Diktat Kuliah MKDU Ilmu
Budaya Dasar; Universitas Gunadarma;Jakarta, 1994.
Komentar
Posting Komentar